I DEFINISI ORGANISASI
1.1
Pengertian Organisasi
Terdapat beberapa teori dan perspektif mengenai
organisasi, ada yang cocok sama satu sama lain, dan ada pula yang berbeda. Organisasi
pada dasarnya digunakan sebagai tempat atau wadah dimana orang-orang berkumpul,
bekerjasama secara rasional dan sistematis, terencana, terorganisasi, terpimpin
dan terkendali, dalam memanfaatkan sumber daya (uang, material, mesin, metode, lingkungan), sarana-parasarana, data, dan lain
sebagainya yang digunakan secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan
organisasi. Menurut para ahli terdapat beberapa
pengertian organisasi sebagai berikut.
- Stoner mengatakan bahwa
organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang melalui mana
orang-orang di bawah pengarahan atasan mengejar tujuan bersama.
- James D. Mooney mengemukakan bahwa organisasi adalah bentuk setiap perserikatan
manusia untuk mencapai tujuan bersama.
- Chester I. Bernard berpendapat bahwa organisasi adalah merupakan suatu sistem
aktivitas kerja sama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih.
- Stephen P. Robbins menyatakan bahwa Organisasi adalah kesatuan (entity) sosial
yang dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah batasan yang relatif
dapat diidentifikasi, yang bekerja atas dasar yang relatif terus menerus
untuk mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok tujuan.
Sebuah organisasi dapat terbentuk karena dipengaruhi oleh
beberapa aspek seperti penyatuan visi dan misi serta
tujuan yang sama dengan perwujudan eksistensi sekelompok orang tersebut
terhadap masyarakat. Organisasi yang dianggap baik adalah
organisasi yang dapat diakui keberadaannya oleh masyarakat disekitarnya, karena
memberikan kontribusi seperti; pengambilan sumber daya manusia dalam masyarakat
sebagai anggota-anggotanya sehingga menekan angka pengangguran.
Orang-orang yang ada di dalam suatu
organisasi mempunyai suatu keterkaitan yang terus menerus. Rasa keterkaitan
ini, bukan berarti keanggotaan seumur hidup. Akan tetapi sebaliknya, organisasi menghadapi
perubahan yang konstan di dalam keanggotaan mereka, meskipun pada saat mereka
menjadi anggota, orang-orang dalam organisasi berpartisipasi secara relatif
teratur.
1.2
Pengertian Pengorganisasian
Pengorganisasian
adalah aktivitas menyusun dan membentuk hubungan-hubungan kerja antara
orang-orang sehingga terwujudsuatu kesatuan usaha dalam mencapai tujuan-tujuan
yang telah ditetapkan.
- Menurut George
R. Terry, pengorganisasian sebagai kegiatanmengalokasikan seluruh pekerjaan
yang harus dilaksanakan antarakelompok kerja dan menetapkan wewenang tertentu
serta tanggungjawab masing-masing yang bertanggung jawab untuk setiapkomponen
dan menyediakan lingkungan kerja yang sesuai dan tepat.
- Menurut Siagian
berpendapat bahwa pengorganisasian merupakankeseluruhan proses pengelompokkan
orang-orang, alat-alat, tugastugas,tanggung jawab dan wewenang sedemikian rupa
sehinggatercipta suatu organisasi yang dapat digerakkan sebagai suatukesatuan
dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan.
Dari pengertian
di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwapengorganisasian adalah suatu kegiatan
untuk mengelompokkan orang-orang dengan tugas dan fungsinya masing-masing
yangkesemuanya saling berhubungan dan saling mempengaruhi.
II Prinsip-prinsip Organisasi
2.1 Figur Pemimpin dan Tujuan yang Jelas
Prinsip organisasi
yang pertama adalah figur pemimpin. Figur pemimpin ini boleh dikatakan sebagai
prinsip dasar dari sebuah organisasi karena tanpa adanya pemimpin maka sebuah
organisasi tak akan berjalan dengan baik. Seorang pemimpin organisasi harus
memiliki pengetahuan dan kompetensi yang mumpuni terkait organisasi yang hendak
dipimpinnya. Bagaimanapun juga seorang pemimpin akan bertanggung jawab pada
setiap kegiatan yang dilakukan sebuah organisasi.
Selain itu, sebuah
organisasi harus mempunyai tujuan yang jelas. Tujuan dari sebuah organisasi
merupakan prinsip dasar terbentuknya sebuah badan. Pertama yang harus kita
simpulkan adalah tujuan apa yang akan kita capai. Misalnya organisasi
pemberdayaan perempuan. Maka sebagai lembaga yang membicarakan tentang
perempuan harus mempunyai tujuan yang ingin dicapai. Memberikan pelayan pada
perempuan dan memberdayakan perempuan.
Satu yang perlu
digarisbawahi di sini adalah seorang pemimpin akan senantiasa dituntut untuk
bekerjakeras, bertanggung jawab, dan mengeluarkan segala kemampuannya untuk
mewujudkan tujuan organisasi yang telah dibentuk tersebut.
2.2 Skala Hierarki
Prinsip organisasi
yang kedua adalah skala hierarki. Sebuah organisasi harus memiliki skala
hierarki. Yakni sebuah organisasi harus mempunyai tampuk kepemimpinan. Karena
bagaimana pun sebuah badan tidak akan hidup tanpa kepala, pun dengan kepala
yang tak akan bisa apa-apa tanpa bantuan dari anggota badan lainnya. Jadi,
maksud dari hierarki di sini adalah susunan kepemimpinan pembentuk organ.
Misalnya, selain ketua
yang menaungi semua perintah, dalam sebuah organisasi juga harus harus ada
pembantu pimpinan, pelaksana, sehingga struktur keorganisasian dapat
mempertegas kewenangan dan pertanggungjawaban setiap sub dan sadar akan tugas
masing-masing.
Masing-masing organ
ini harus menjalankan segala fungsi yang dimilikinya agar mampu mewujudkan
harapan pemimpin dan semua anggota lain dalam mewujudkan tujuan organisasi.
Oleh sebabi itu, tidaklah engherankan jika masing-masing organ ini memiliki
tugas dan wewenang yang berbeda-beda.
2.3 Kesatuan Perintah
Prinsip organisasi
yang ketiga adalah kesatuan perintah. Sebuah organisasi yang sehat harus
mempunyai prinsip kesatuan perintah, yaitu seorang yang menerima perintah harus
bertanggung jawab pada atasannya saja. Dalam sebuah organisasi, tidaklah
dibenarkan jika seksi A memberikan tugas pada subseksi B.
Misalnya, seorang
subseksi keamanan maka ia hanya bertanggung jawab pada ketua keamanan saja dan
ketua keamanan akan bertanggung jawab pada atasannya lagi. Dan
pertanggungjawaban ini akan terus memuncak pada tampuk kepemimpinan dari
organisasi yang paling tinggi.
2.4 Pendelegasian Wewenang Pimpinan
Mengapa pendelegasian
wewenang bisa dimasukan ke dalam salah satu prinsip organisasi? Seorang
pemimpin harus mempunyai prinsip pendelegasian wewenang dalam menjalankan
pekerjaannya. Karena bagaimana pun setiap manusia itu mempunyai kemampuan
terbatas. Dia tidak bisa menyelesaikan suatu pekerjaan yang berbeda dalam waktu
yang sama atau di tempat yang berbeda.
Oleh kerena itu,
pendelegasian wewenang mutlak diperlukan dalam sebuah organisasi. Pendelegasian
wewenang ini bisa meliputi, pengambilan keputusan, mengadakan komunikasi dengan
pihak lain, atau mengambil tindakan tanpa harus konfirmasi dengan atasan
terlebih dahulu. Yang pasti delegasi wewenang bisa diatur dalam prinsip
organisasi yang disepakati.
2.5 Tanggung Jawab Semua Pihak
Setiap organ dalam
sebuah organisasi harus mempunyai pertanggungjawaban penuh terhadap
pekerjaannya dan juga pada atasannya. Pertanggungjawaban ini harus diatur dalam
prinsip organisasi mengenai kewenangan dan sanksi yang diberikan bila lalai
bertugas. Dengan demikian, setiap organ yang terdapat dalam organisasi akan
bekerja dengan sungguh-sungguh dan penuh tanggung jawab.
2.6 Kejelasan Pembagian Tugas
Prinsip organisasi
yang berikutnya adalah pembagian tugas yang jelas. Agar tujuan yang ingin
dicapai kelompok terlaksana maka setiap anggota harus melakukan aktivitas
sesuai dengan porsinya masing-masing. Jika hal itu dilaksanakan dengan baik
baik, tujuan yang akan dicapat dapat berjalan dengan optimal.
Adanya kejelasan dalam
pembagian tugas akan memperjelas wewenang dan pertanggungjawaban juga
keefektivitasan jalannya sebuah organisasi. Sebuah organisasi tidak seharusnya
memusatkan satu pekerjaan pada pemimpinnya saja atau pada salah satu anggotanya
saja. Dalam organisasi setiap anggota memiliki tugas dan fungsinya
masing-masing.
2.7 Rentang Pengendalian Organisasi
Sebuah organisasi yang
baik harus memiliki prinsip rentang pengendalian struktur organisasi. Artinya
jumlah bawahan atau staf harus dikendalikan oleh seorang atasan. Jadi perintah
tidak memusat pada satu orang melainkan terstruktur dengan baik. Rentang
pengendalian organisasi ini harus disesuaikan dengan besar kecil organisasi.
Semakin besar suatu organisasi maka akan semakin kompleks rentang kendalinya.
2.8 Prinsip Fungsional dan Pemisahan
Prinsip fungsional
harus ada dalam sebuah organisasi. Setiap anggota harus mempunyai tugas yang
jelas mengenai pekerjaannya. Sehingga setiap aktivitas benar-benar mempunyai
hubungan dengan tujuan organisasi.
Selain itu, setiap
anggota mempunyai peran masing-masing dalam menjalan tugasnya maka dari itu
sebuah organisasi harus mempunyai prinsip pemisahan sehingga orang akan bekerja
sesuai dengan kapasitas masing-masing.
2.9 Keseimbangan
Keseimbangan adalah
prinsip organisasi yang paling utama. Dengan adanya keseimbangan antara
struktur organisasi yang efektif maka tujuan dari organisi akan tercapai dengan
baik. Tujuan organisasi tersebut dapat diwujudkan melalui aktivitas setiap
anggotanya yang mempunyai tanggung jawab terhadap tugasnya.
2.10 Prinsip Fleksibilitas
Prinsip organisasi
yang tak kalah penting tentu saja adalah prinsip fleksibilitas. Artinya, sebuah
organisasi harus senantiasa mengikuti dinamika zaman yang terus berkembang.
Sebuah organisasi harus tumbuh dan berkembang dengan mengamati perubahan sosial
yang terjadi karena bagaimana pun pengaruh internal dan eksternal sebuah
organisai mampu mengubah prinsip dasar organisasi.
Demikian
prinsip-prinsip organisasi yang harus diketahui ketika Anda hendak membentuk
sebuah organisasi. Dengan kelengkapan prinsip organisasi yang telah dibahas di
atas, organisasi yang akan Anda bentuk pun niscaya akan berjalan dengan baik.
Semoga artikel ini menambah wawasan pembaca dan bermanfaat bagi siapa pun yang
ingin membentuk sebuah organisasi.
III Struktur Organisasi
3.1 Elemen Struktur Organisasi
Ada enam elemen kunci yang perlu diperhatikan oleh
para manajer ketika hendak
mendesain struktur, antara lain:
- Spesialisasi pekerjaan. Sejauh mana tugas-tugas
dalam organisasi dibagi-bagi ke dalam
beberapa pekerjaan tersendiri.
- Departementalisasi.
Dasar yang dipakai untuk mengelompokkan pekerjaan secara bersama-sama.
Departementalisasi dapat berupa proses, produk, geografi, dan pelanggan.
- Rantai komando. Garis
wewenang yang tanpa putus yang membentang dari puncak organisasi ke
eselon paling bawah dan menjelaskan siapa bertanggung jawab kepada siapa.
- Rentang kendali.
Jumlah bawahan yang dapat diarahkan oleh seorang manajer secara efisien dan
efektif.
- Sentralisasi dan Desentralisasi. Sentralisasi mengacu
pada sejauh mana tingkat pengambilan keputusan terkonsentrasi pada satu titik
di dalam organisasi. Desentralisasi adalah lawan dari sentralisasi.
- Formalisasi. Sejauh mana pekerjaan-pekerjaan di dalam
organisasi dibakukan.
3.2 Desain Organisasi Umum
3.2.1 Struktur Sederhana
Struktur sederhana
adalah sebuah struktur yang dicirikan dengan kadar departementalisasi yang
rendah, rentang kendali yang luas, wewenang yang terpusat pada seseorang saja,
dan sedikit formalisasi. Struktur
sederhana paling banyak dipraktikkan dalam usaha-usaha kecil di mana manajer dan
pemilik adalah orang yang satu dan sama. Kekuatan dari struktur ini adalah kesederhanaannya yang tercermin dalam
kecepatan, kefleksibelan, ketidakmahalan dalam pengelolaan, dan kejelasan
akuntabilitas. Satu kelemahan
utamanya adalah struktur ini sulit untuk dijalankan di mana pun selain di organisasi kecil
karena struktur sederhana menjadi tidak memadai tatkala sebuah organisasi
berkembang karena formalisasinya yang rendah dan sentralisasinya yang tinggi
cenderung menciptakan kelebihan beban (overload) di puncak.
3.2.2 Struktur Birokrasi
Birokrasi adalah
sebuah struktur dengan tugas-tugas operasi yang
sangat rutin yang dicapai melalui spesialisasi, aturan dan ketentuan yang
sangat formal, tugas-tugas yang dikelompokkan ke dalam berbagai departemen
fungsional, wewenang terpusat, rentang kendali yang sempit, dan pengambilan
keputusan yang mengikuti rantai komando.
Kekuatan utama birokrasi ada kemampuannya
menjalankan kegiatan-kegiatan yang terstandar secara sangat efisien, sedangkan
kelemahannya adalah dengan spesialisasi yang diciptakan bisa menimbulkan
konflik-konflik subunit, karena tujuan-tujuan unit fungsional dapat mengalahkan
tujuan keseluruhan organisasi. Kelemahan besar lainnnya adalah ketika
ada kasus yang tidak sesuai sedikit saja dengan aturan, tidak ada ruang untuk
modifikasi karena birokrasi hanya efisien sepanjang karyawan menghadapi masalah
yang sebelumnya telah mereka hadapi dan sudah ada aturan keputusan terprogram
yang mapan.
3.2.3 Struktur Matriks
Struktur
matriks adalah sebuah struktur yang menciptakan garis wewenang
ganda dan menggabungkan departementalisasi fungsional dan produk. Struktur matriks dapat ditemukan di agen-agen
periklanan, perusahaan pesawat terbang, laboratorium penelitian dan
pengembangan, perusahaan konstruksi, rumah sakit, lembaga-lembaga pemerintah,
universitas, perusahaan konsultan manajemen, dan perusahaan hiburan.
Pada hakikatnya, struktur matriks menggabungkan dua
bentuk departementalisasi: fungsional dan produk Kekuatan
departementalisasi fungsional terletak, misalnya, pada penyatuan para
spesialis, yang meminimalkan jumlah yang diperlukan sembari memungkinkan
pengumpulan dan pembagian sumber daya khusus untuk keseluruhan produk. Kelemahan terbesarnya adalah sulitnya mengoordinasi
tugas para spesialis fungsional yang beragam agar kegiatan mereka rampung tepat
waktu dan sesuai anggaran. Departementalisasi
produk, di lain pihak, memiliki keuntungan dan kerugian yang berlawanan. Departementalisasi ini memudahkan koordinasi di antara
para spesialis untuk menyelesaikan tugas tepat waktu dan memenuhi target
anggaran. Lebih jauh,
departementalisasi ini memberikan tanggung jawab yang jelas atas semua kegiatan
yang terkait dengan sebuah produk, tetapi dengan duplikasi biaya dan kegiatan. Matriks berupaya menarik kekuatan tersebut sembari
menghindarkan kelemahan-kelemahan mereka.
Karakteristik struktural paling nyata
dari matriks adalah bahwa ia mematahkan konsep kesatuan komando sehingga
karyawan dalam struktur matriks memiliki dua atasan manajer departemen
fungsional dan manajer produk. Karena
itulah matriks memiliki rantai komando ganda.
3.3 Desain Struktur Organisasi Modern
3.3.1 Struktur Tim
Struktur tim adalah pemanfaatan
tim sebagai perangkat sentral untuk mengoordinasikan kegiatan-kegiatan kerja. Karakteristik utama struktur tim adalah bahwa struktr
ini meniadakan kendala-kendala departemental dan mendesentralisasi pengambilan
keputusan ke tingkat tim kerja. Struktur
tim juga mendorong karyawan untuk menjadi generalis sekaligus spesialis.
3.3.2 Organisasi Virtual
Organisasi virtual adalah
organisasi inti kecil yang menyubkontrakkan fungsi-fungsi utama bisnis.
3.3.3 Organisasi Nirbatas
Organisasi nirbatas adalah
sebuah organisasi yang berusaha menghapuskan rantai komando, memiliki rentang
kendali tak terbatas, dan mengganti departemen dengan tim yang diberdayakan.
3.4 Model Desain Struktur Organisasi
·
Model mekanistis, yaitu sebuah struktur
yang dicirikan oleh departementalisasi yang luas, formalisasi yang tinggi,
jaringan informasi yang terbatas, dan sentralisasi.
·
Model organik, yaitu sebuah struktur
yang rata, menggunakan tim lintas hierarki dan lintas fungsi, memiliki
formalisasi yang rendah, memiliki jaringan informasi yang komprehensif, dan
mengandalkan pengambilan keputusan secara partisipatif.
IV BENTUK-BENTUK ORGANISASI
4.1 Organisasi Garis/Lini
Dalam tipe
organisasi garis, kekuasaan berjalan secara langsung dari atasan kepada
bawahan, langsung dari manajemen/manajer kepada orang-orang/pegawai, sampai
setiap orang tercakup di dalamnya. Suatu perintah datang dari atasan kepada
bawahannya dalam garis langsung.
Organisasi lini
adalah suatu bentuk organisasi yang di dalamnya terdapat garis wewenang, yang
menghubungkan langsung secara vertical antara atasan dengan bawahannya. Semua
bagian mulai dari pucuk pimpinan sampai yang terendah dihubungkan dengan suatu
garis wewenang/komando. Setiap kepala bagian/departemen/divisi mempunyai tanggung
jawab untuk melapor kepada bagian atau unit yang berada satu tingkat di
atasnya.
Bentuk organisasi
garis/lini disebut juga bentuk lurus atau bentuk militer (military
organization). Sistem ini adalah yang paling praktis, karena tata hubungannya
sangat sederhana sekali. Dari Top Manajer sampai bawahan yang paling bawah,
segala sesuatunya berlangsung menurut garis komando biasa, sehingga tidak ada
kompleksitasi di dalam sikap pimpinan.
Pada sistem ini
organisasi kantor dibagi dalam satuan-satuan yang bulat pada tingkat jenjang
yang diperlukan. Kekuasaan dan tanggung jawab mengalir dalam suatu garis lurus
dari bagian puncak ke bagian terbawah dengan tanggung jawab yang paling besar
(top manajer), dan makin berkurang atau kecil pada tingkat manajemen yang yang
lebih rendah (pekerja). Masing-masing kepala satuan organisasi memegang wewenang
bulat dan memikul tanggung jawab mengenai segala hal yang termasuk bidang kerja
satuannya. Semua pegawai menerima perintah dan instruksi langsung dari pimpinan
satuan serta mereka hanya bertanggung jawab kepadanya, arus wewenang dan
tanggung jawab berjalan melalui saluran yang tunggal secara lurus dan vertikal,
sehingga strukturnya sederhana.
Dalam sistem ini
tentu saja pucuk pimpinan dan kepala-kepala bagian harus cakap, tangkas dan
ahli dalam segala bidang urusan termasuk dalam bidang pekerjaannya.
Ciri-ciri organisasi
lini :
- Hubungan
antara atasan dengan bawahan bersifat langsung yang dihubungkan suatu garis wewenang/komando
- Struktur
organisasi sederhana dan stabil
- Jumlah
pegawai sedikit, sehingga memungkinkan diantara mereka untuk saling mengenal
- Tingkat
spesialisasi biasanya belum begitu tinggi
- Organisasi
tipe garis biasanya organisasi kecil
Keuntungan-keuntungan
penggunaan organisasi tipe garis adalah :
- Ada
kesatuan komando yang terjamin dengan baik
- Disiplin
pegawai tinggi dan mudah dipelihara (dipertahankan)
- Koordinasi
lebih mudah dilaksanakan
- Proses
pengambilan keputusan dan instruksi-instruksi dapat berjalan cepat
- Rasa
solidaritas pegawai biasanya tinggi
Kelemahan-kelemahan
organisasi garis
- Tujuan
dan keinginan pribadi pimpinan seringkali sulit dibedakan dengan tujuan
organisasi
- Pembebanan
yang berat dari pejabat pimpinan , karena dipegang sendiri
- Kesempatan
pegawai untuk berkembang agak terbatas karena sukar untuk mengabil inisiatif
sendiri
- Organisasi
terlalu tergantung kepada satu orang, yaitu pimpinan
- Kurang
tersedianya saf ahli
4.2 Organisasi Staff
Organisasi staf adalah suatu bentuk organisasi yang hanya mempunyai
hubungan dengan pimpinan tertinggi. Bawahan hanya berfungsi
memberikan bantuan untuk kelancaran tugas pimpinan.Staf tidak mempunyai garis
komando kebawah.
Didalam praktek, organisasi kantor yang murni menjalankan sistem/bentuk
staf tidak ada, karena tidak ada pekerjaan kantor yang seratus persen terdiri
atas pekerjaan pikiran saja. Bentuk ini biasanya sangat cocok bila digabungkan
dengan bentuk organisasi lainnya.
4.3 Organisasi Garis dan Staff
Dalam bentuk organisasi garis dan staf, asas kesatuan komando tetap ada.
Wewenang dilimpahkan secara vertikal dari pimpinan tertinggi sampai kepada unit
yang ada paling bawah. Para staf hanya bertugas memberikan bantuan, saran-saran
dan pelayanan kepada pimpinan dalam mengambil keputusan atau kebijakan. Dipakai
atau tidaknya saran dari staf tergantung keputusan pimpinan sendiri.
Diperlukan tenaga staf karena pada organisasi yang besar, pimpinan tidak
mungkin dapat menguasai pekerjaan yang sangat luas, ia membutuhkan tenaga
khusus sebagai penasehat ahli di bidang perkantoran.
Ciri-ciri organisasi garis dan staff :
- Biasanya organisasi adalah besar, dan mungkin juga bersifat
kompleks
- Jumlah pegawai biasanya cukup banyak
- Hubungan antara atasan dengan bawahan tidak bersifat
langsung
- Banyak spesialisasi pekerjaan yang diperlukan dan
digunakan secara maksimal
- Kesatuan perintah tetap ada setiap atasan membawahi
sejumlah pegawai tertentu.
Keuntungan penggunaan bentuk organisasi garis dan staff :
- Asas kesatuan komando tetap ada. Pimpinan tetap dalam
satu tangan.
- Adanya tugas yang jelas antara pimpian staf dan pelaksana
- Koordinasi mudah dilakukan, karena ada pembagian tugas
yang jelas.
- Bakat pegawai dapat berkembang sesuai dengan
spesialisasinya.
- Diperoleh manfaat yang besar bagi para ahli
Kelemahan-kelemahan dari bentuk Organisasi garis dan staff :
- Kelompok pelaksana terkadang bingung untuk membedakan perintah
dan bantuan nasihat
- Solidaritas pegawai kurang, karena adanya pegawai yang
tidak saling mengenal
- Pimpinan lini mengabaikan advis staf
- Penggunaan staf ahli bisa menambah pembebanan biaya yang besar
- Kemungkinan akan terdapat perbedaan interpretasi antara
orang lini dan staf dalam kebijakan dan tugas-tugas yang diberikan sehingga
menimbulkan permasalahan menjadi kompleks.
4.4 Organisasi Fungsional
Organisasi fungsional biasanya disusun berdasarkan sifat dan macam-macam fungsi yang harus dilaksanakan.
Pada tipe organisasi fungsional ini masalah pembagian kerja (spsialisasi)
benar-benar diperhatikan. Pembagian kerja didasarkan pada spesifikasi, sehingga
setiap pejabat hanya mengerjakan suatu tugas tertentu saja.
Pimpinan tertinggi mendelegasikan wewenang kepada pimpinanpimpinan yang ada
di bawahnya, kemudian sesuai spesialisasinya diteruskan kepada para pelaksana.
Para bawahan/pelaksana akan mendapat perintah dari beberapa atasan yang
masing-masing menguasai suatu keahlian khusus dan bertanggung jawab sepenuhnya atas
bidang masing-masing.
Ciri-ciri organisasi fungsional :
- Adanya pembidangan tugas yang jelas dan tegas
- Spesialisasi pegawai dapat dikembangkan
- Bawahan menerima perintah dari beberapa atasan
- Koordinasi menyeluruh ada pada eselon atas
- Koordinasi antara pegawai yang menjalankan tugas atau fungsi
yang sama dapat dilakukan
Keuntungan-keuntungan menggunakan organisasdi fungsional :
- Spesialisasi dapat dilakukan secara optimal
- Para pegawai bekerja sesuai ketrampilannya masingmasing
- Produktivitas dan efisiensi dapat ditingkatkan
- Koordinasi menyeluruh bisa dilaksanakan pada eselon atas,
sehingga berjalan lancar dan tertib
- Pembidangan tugas menjadi jelas
Kelemahan-kelemahan organisasi fungsional :
- Pekerjaan seringkali sangat membosankan
- Sulit mengadakan perpindahan karyawan/pegawai dari satu
bagian ke bagian lain karena pegawai hanya memperhatikan bidang spesialisasi
sendiri saja
- Sering ada pegawai yang mementingkan bidangnya sendiri,
sehingga koordinasi menyeluruh sulit dan sukar dilakukan
4.5 Organisasi Kepanitiaan
Oranigasi dibentuk hanya untuk sementara waktu saja, setelah tugas selesai
maka selesailah organisasi tersebut.
Keuntungan dari organisasi kepanitiaan :
- Segala keputusan dipertimbangkan masak-masak dalam pembahasan
yang dalam dan terperinci
- Kemungkinan pimpinan bertindak otoriter sangat kecil
- Koordinasi kerja telah dibahas oleh suatu tim
Kelemahan–kelemahan dari organisasi kepanitiaan:
- Proses pengambilan keputusan memerlukan diskusi yang berlarut-larut
yang menghambat pelaksanaan tugas
- Tanggung jawabnya tidak jelas, karena tanggung jawabnya
sama
- Kreativitas karyawan terhambat dan sukar untuk
dikembangkan, karena faktor kolektivitas lebih dipentingkan.
V
MANAJEMEN DAN ORGANISASI
5.1 Pengertian Manajemen
Kata Manajemen berasal
dari bahasa Prancis kuno ménagement,
yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur. Manajemen belum memiliki
definisi yang mapan dan diterima secara universal. Kata manajemen mungkin
berasal dari bahasa Italia (1561) maneggiare
yang berarti “mengendalikan,” terutamanya “mengendalikan kuda” yang berasal
dari bahasa latin manus yang berati “tangan”. Kata ini mendapat pengaruh dari
bahasa Perancis manège yang berarti “kepemilikan kuda” (yang berasal dari
Bahasa Inggris yang berarti seni mengendalikan kuda), dimana istilah Inggris
ini juga berasal dari bahasa Italia. Bahasa Prancis lalu mengadopsi kata ini
dari bahasa Inggris menjadi ménagement, yang memiliki arti seni melaksanakan
dan mengatur.
- Mary
Parker Follet, misalnya, mendefinisikan manajemen sebagai seni
menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Definisi ini berarti bahwa seorang
manajer bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan
organisasi.
- Ricky W.
Griffin mendefinisikan manajemen sebagai sebuah proses perencanaan,
pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai
sasaran (goals) secara efektif dan efesien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat
dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas yang
ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal.Istilah
manajemen, terjemahannya dalam bahasa Indonesia hingga saat ini belum ada
keseragaman.
Pendapat lain
menjelaskan :
- Manajemen : “keahlian untuk menggerakan orang
untuk melakukan suatu pekerjaan” (the art of getting thing done through people)
(Lawrence A. Appley, American Management Association)
- Manajemen : “seni dan ilmu perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian dan pengontrolan dari pada
“human and natural resources” untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan
terlebih dahulu”.(oey Liang Gie, Guru besar manajemen UI)
- Manajemen sebagai “proses yang khas yang terdiri
dari tindakan-tindakan : perencanaan, pengorganisasian, menggerkan dan
pengawasan yang dialkukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang
telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumber daya manusia serta sumber-sumber
lain”. (George R. Terry, Ph.D)
Selanjutnya, bila kita
mempelajari literatur manajemen, maka akan ditemukan bahwa istilah manajemen
mengandung tiga pengertian yaitu :
- Manajemen sebagai suatu proses,
- Manajemen sebagai kolektivitas orang-orang yang
melakukan aktivitas manajemen,
- Manajemen sebagai suatu seni (Art) dan sebagai
suatu ilmu pengetahuan (Science)
5.2 Peranan Manajemen
Selain kategori
besar dari fungsi manajemen, manajer pada berbagai tingkat hirarki mengisi
peran manajerial yang berbeda. Peran ini dikategorikan oleh peneliti Henry
Mintzberg, dan mereka dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis utama: decisional,
interpersonal, dan informasi.
5.2.1 Peranan Decisional
Peran
Decisional memerlukan manajer untuk merencanakan strategi dan memanfaatkan
sumber daya. Ada empat peran spesifik yang decisional. Peran pengusaha
memerlukan manajer untuk menetapkan sumber daya untuk mengembangkan barang yang
inovatif dan jasa, atau untuk mengembangkan bisnis. Sebagian besar peran ini
akan diselenggarakan oleh manajer tingkat atas, meskipun manajer menengah dapat
diberikan beberapa kemampuan untuk membuat keputusan tersebut. Penangan
gangguan mengoreksi masalah tak terduga yang dihadapi organisasi dari
lingkungan internal atau eksternal. Manajer di semua tingkatan dapat mengambil
peran ini. Misalnya, pertama-line manajer dapat memperbaiki masalah
menghentikan jalur perakitan atau manajer tingkat menengah mungkin mencoba
untuk mengatasi setelah terjadinya perampokan toko. Top manajer lebih mungkin
untuk menghadapi krisis besar, seperti membutuhkan penarikan produk cacat.
Peran decisional ketiga, yaitu pengalokasi sumber daya, menentukan yang
melibatkan unit kerja yang akan mendapatkan sumber daya. Top manajer cenderung
membuat besar, keputusan anggaran secara keseluruhan, sementara mangers
menengah dapat membuat alokasi yang lebih spesifik. Dalam beberapa organisasi,
manajer pengawas bertanggung jawab untuk menentukan alokasi untuk menaikkan gaji
karyawan. Akhirnya, negosiator bekerja dengan orang lain, seperti pemasok,
distributor, atau serikat buruh, untuk mencapai kesepakatan mengenai produk dan
jasa. Pertama-tingkat manajer dapat bernegosiasi dengan karyawan tentang
isu-isu kenaikan gaji atau jam lembur, atau mereka dapat bekerja dengan manajer
pengawasan lainnya bila diperlukan sumber daya harus dibagi. manajer Tengah
juga bernegosiasi dengan manajer lain dan cenderung untuk bekerja untuk
mengamankan harga yang diinginkan dari pemasok dan distributor. Top manajer
bernegosiasi tentang isu-isu yang lebih besar, seperti kontrak kerja, atau
bahkan merger dan akuisisi perusahaan lain.
5.2.2 Peranan Interpersonal
Peran
interpersonal memerlukan manajer untuk mengarahkan dan mengawasi karyawan dan
organisasi. boneka ini biasanya seorang manajer menengah atas. manajer ini
dapat berkomunikasi tujuan organisasi masa depan atau panduan etika bagi
karyawan dengan pertemuan perusahaan. Seorang pemimpin bertindak sebagai contoh
bagi karyawan lainnya untuk mengikuti, memberikan perintah dan arahan kepada
bawahan, membuat keputusan, dan memobilisasi dukungan karyawan. Manajer harus
menjadi pemimpin di semua tingkat organisasi; sering rendah tingkat manajer
melihat ke manajemen puncak untuk contoh kepemimpinan. Dalam peran penghubung,
palungan harus mengkoordinasikan pekerjaan orang lain di unit kerja yang
berbeda, membangun aliansi antara lain, dan bekerja sumber daya untuk berbagi.
Peran ini sangat penting bagi manajer menengah, yang sering harus bersaing
dengan manajer lain untuk sumber daya yang penting, namun harus menjaga
hubungan yang sukses bekerja dengan mereka untuk jangka waktu yang lama.
5.2.3 Peranan Informasi
Informational
peran adalah mereka di mana para manajer mendapatkan dan mengirimkan informasi.
Peran ini telah berubah secara dramatis sebagai teknologi telah meningkat.
Monitor mengevaluasi kinerja orang lain dan mengambil tindakan korektif untuk
meningkatkan kinerja itu. Monitor juga mengawasi perubahan lingkungan dan di
dalam perusahaan yang dapat mempengaruhi kinerja individu dan organisasi.
Pemantauan terjadi pada semua tingkat manajemen, meskipun manajer di tingkat
yang lebih tinggi organisasi lebih mungkin untuk memantau ancaman eksternal
terhadap lingkungan dibandingkan tengah atau manajer lini pertama. Peran
penyebar mensyaratkan bahwa manajer memberitahu karyawan perubahan yang
mempengaruhi mereka dan organisasi. Mereka juga mengkomunikasikan visi dan
tujuan perusahaan.
Manajer di setiap
tingkat menyebarkan informasi kepada orang-orang di bawah mereka, dan banyak
informasi ini menetes alam dari atas ke bawah. Akhirnya, juru bicara
berkomunikasi dengan lingkungan eksternal, dari iklan perusahaan barang dan
jasa, untuk menginformasikan masyarakat tentang arah organisasi. Juru bicara
untuk pengumuman besar, seperti perubahan arah strategis, kemungkinan untuk
menjadi seorang manajer top. Tapi, lain, informasi lebih rutin dapat diberikan
oleh manajer pada semua tingkat perusahaan. Misalnya, seorang manajer menengah
dapat memberikan press release ke koran lokal, atau manajer supervisor dapat
memberikan presentasi pada pertemuan komunitas.
5.3 Fungsi dan Proses Manajemen
5.3.1 Fungsi Manajemen
Fungsi
manajemen adalah elemen-elemen dasar yang akan selalu ada dan melekat di dalam
proses manajemen yang akan dijadikan acuan oleh manajer dalam melaksanakan
kegiatan untuk mencapai tujuan. Fungsi
manajemen pertama kali diperkenalkan oleh seorang industrialis Perancis bernama
Henry Fayol pada awal abad ke-20. Ketika
itu, ia menyebutkan lima fungsi manajemen, yaitu merancang, mengorganisir,
memerintah, mengordinasi, dan mengendalikan. Namun saat ini, kelima fungsi
tersebut telah diringkas menjadi tiga, yaitu:
- Perencanaan (planning) adalah memikirkan apa yang akan dikerjakan dengan sumber
yang dimiliki. Perencanaan dilakukan untuk menentukan tujuan perusahaan secara
keseluruhan dan cara terbaik untuk memenuhi tujuan itu. Manajer mengevaluasi
berbagai rencana alternatif sebelum mengambil tindakan dan kemudian melihat
apakah rencana yang dipilih cocok dan dapat digunakan untuk memenuhi tujuan
perusahaan. Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi manajemen
karena tanpa perencanaan, fungsi-fungsi lainnya tak dapat berjalan.
- Pengorganisasian (organizing) dilakukan dengan tujuan membagi suatu kegiatan besar menjadi
kegiatan-kegiatan yang lebih kecil. Pengorganisasian mempermudah manajer dalam
melakukan pengawasan dan menentukan orang yang dibutuhkan untuk melaksanakan
tugas-tugas yang telah dibagi-bagi tersebut. Pengorganisasian dapat dilakukan
dengan cara menentukan tugas apa yang harus dikerjakan, siapa yang harus
mengerjakannya, bagaimana tugas-tugas tersebut dikelompokkan, siapa yang
bertanggung jawab atas tugas tersebut, pada tingkatan mana keputusan harus
diambil.
- Pengarahan (directing) adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota
kelompok berusaha untuk mencapai sasaran sesuai dengan perencanaan manajerial
dan usaha
5.3.2 Proses Manajemen
Proses manajemen
adalah daur beberapa gugusan kegiatan dasar yang berhubungan secara integral,
yang dilaksanakan di dalam manajemen secara umum, yaitu proses perencanaan,
proses pengorganisasian, proses pelaksanaan dan proses pengendalian, dalam
rangka mencapai sesuatu tujuan secara ekonomis. Sesungguhnya keempat proses itu
merupakan hasil ikhtisar dari pelbagai pendapat praktisi dan ahli mengenai
manajemen.
Proses manajemen
didefinisikan sebagai aktivitas-aktivitas:
·
Perencanaan,
formulasi terinci untuk mencapai suatu tujuan akhir tertentu adalah aktivitas
manajemen yang disebut perencanaan. Oleh karenanya, perencanaan mensyaratkan
penetapan tujuan dan identifikasi metode untuk mencapai tujuan tersebut.
·
Pengendalian,
perencanaan hanyalah setengah dari peretempuran. Setelah suatu rencana dibuat,
rencana tersebut harus diimplementasikan, dan manajer serta pekerja harus
memonitor pelaksanaannya untuk memastikan rencana tersebut berjalan sebagaimana
mestinya. Aktifitas manajerial untuk memonitor pelaksanaan rencana dan
melakukan tindakan korektif sesuai kebutuhan, disebut kebutuhan.
·
Pengambilan
Keputusan, proses pemilihan di antara berbagai alternatif disebut dengan proses
pengambilan keputusan. Fungsi manajerial ini merupakan jalinan antara
perencanaan dan pengendalian. Manajer harus memilih di antara beberapa tujuan
dan metode untuk melaksanakan tujuan yang dipilih. Hanya satu dari beberapa
rencana yang dapat dipilih. Komentar serupa dapat dibuat berkenaan dengan fungsi
pengendalian.
Menurut Francisco Proses Manajemen adalah suatu
proses Penukaran terhadap nilai dan jasa
5.4 Sebab Keberhasilan dan Kegagalan Organisasi
5.4.1 Strategi
Struktur organisasi adalah salah satu sarana yang
digunakan manajemen untuk mencapai sasarannya. Karena sasaran
diturunkan dari strategi organisasi secara keseluruhan, logis kalau strategi
dan struktur harus terkait erat. tepatnya,
struktur harus mengikuti strategi. Jika manajemen melakukan perubahan
signifikan dalam strategi organisasinya, struktur pun perlu dimodifikasi untuk
menampung dan mendukung perubahan ini. Sebagian besar kerangka strategi dewasa ini terfokus pada tiga dimensi
-inovasi, minimalisasi biaya, dan imitasi- dan pada desain struktur yang
berfungsi dengan baik untuk masing-masing dimensi.
Strategi inovasi adalah
strategi yang menekankan diperkenalkannya produk dan jasa baru yang menjadi
andalan. Strategi minimalisasi biaya
adalah strategi yang menekankan pengendalian biaya secara ketat, menghindari
pengeluaran untuk inovasi dan pemasaran yang
tidak perlu, dan pemotongan harga. Strategi imitasi adalah
strategi yang mencoba masuk ke produk-produk atau pasar-pasar baru hanya
setelah viabilitas terbukti.
5.4.2 Ukuran Organisasi
Terdapat banyak bukti yang mendukung ide
bahwa ukuran sebuah organisasi secara signifikan memengaruhi strukturnya. Sebagai
contoh, organisasi-organisasi besar yang mempekerjakan 2.000 orang atau lebih
cenderung memiliki banyak spesialisasi, departementalisasi, tingkatan vertikal,
serta aturan dan ketentuan daripada organisasi kecil. Namun, hubungan itu tidak bersifat linier. Alih-alih, ukuran memengaruhi struktur dengan
kadar yang semakin menurun. Dampak ukuran menjadi kurang penting saat
organisasi meluas.
5.4.3 Teknologi
Istilah teknologi mengacu
pada cara sebuah organisasi mengubah input menjadi output. Setiap organisasi paling tidak memiliki satu teknologi
untuk mengubah sumber daya finansial, SDM, dan sumber daya fisik menjadi
produk atau jasa.
5.4.4 Lingkungan
Lingkungan sebuah
organisasi terbentuk dari lembaga-lembaga atau kekuatan-kekuatan di luar
organisasi yang berpotensi memengaruhi kinerja organisasi. Kekuatan-kekuatan ini biasanya meliputi pemasok,
pelanggan, pesaing, badan peraturan pemerintah, kelompok-kelompok tekanan
publik, dan sebagainya.
Struktur organisasi dipengaruhi oleh
lingkungannya karena lingkungan selalu berubah. Beberapa organisasi
menghadapi lingkungan yang relatif statis -tak banyak kekuatan di lingkungan
mereka yang berubah. Misalnya, tidak
muncul pesaing baru, tidak ada terobosan teknologi baru oleh pesaing saat ini,
atau tidak banyak aktivitas dari kelompok-kelompok tekanan publik yang mungkin
memengaruhi organisasi. Organisasi-organisasi lain menghadapi lingkungan yang
sangat dinamis -peraturan pemerintah cepat berubah dan memengaruhi bisnis mereka, pesaing baru,
kesulitan dalam mendapatkan bahan baku, preferensi pelanggan yang terus berubah
terhadap produk, dan semacamnya. Secara signifikan, lingkungan yang statis
memberi lebih sedikit ketidakpastian bagi para manajer dibanding lingkungan yang
dinamis. Karena ketidakpastian
adalah sebuah ancaman bagi keefektifan sebuah organisasi, manajemen akan
menocba meminimalkannya. Salah satu
cara untuk mengurangi ketidakpastian lingkungan adalah melalui penyesuaian
struktur organisasi.